Diterjemahkan oleh Selfy Parkit.
Sumber: Prince Goodspeaker – Buddhist Tales for Young and
Old Volume 1, Stories 1-50
Suatu ketika, ada seekor rusa pemimpin dari ribuan rusa
lainnya. Ia memiliki dua orang anak laki-laki. Anaknya yang satu sangat kurus
dan tinggi, dengan mata yang tajam dan cermelang, bulunya halus
kemerah-merahan. Dia dipanggil si Cantik. Anak satunya memiliki bulu dengan
warna abu-abu, tubuhnya juga kurus dan tinggi, dan dia dipanggil si Abu-abu.
Suatu hari, setelah mereka benar-benar tumbuh besar, ayah
mereka memanggil untuk menghadap. Ayahnya berkata, “Sekarang aku sudah sangat
tua, jadi aku tidak bisa melakukan semua yang dibutuhkan untuk menjaga kumpulan
besar rusa ini. Aku ingin kalian, kedua anak-anakku yang sudah besar menjadi
para pemimpin. Kita akan membagi kumpulan dan masing-masing dari kalian akan
memimpin 500 ekor rusa.”
Di India, ketika musim panen datang, para rusa selalu
dalam bahaya. Beras yang ada pada tempat paling tinggi, membuat rusa-rusa yang
tidak dapat mencapainya menuju padi-padi dan memakannya. Untuk menghindari
kerusakan panen mereka, manusia menggali lubang, memasang pancang-pancang tajam
di dalam tanah, dan membangun perangkap batu-batu. Semuanya itu untuk menangkap
dan membunuh rusa-rusa.
Mengetahui ini adalah saatnya musim panen, rusa tua yang
bijaksana memanggil dua pemimpin barunya untuk menghadap. Ia menasihati mereka
untuk membawa kumpulan rusa naik ke dalam hutan gunung, jauh dari bahaya
tanah-tanah perkebunan. Ini adalah cara bagaimana ia selalu melindungi
rusa-rusa dari terluka dan pembunuhan. Kemudian ia akan membawa mereka kembali
ke dataran-dataran rendah setelah musim panen berakhir.
Karena rusa tua bijaksana itu terlalu tua dan lemah untuk
melakukan perjalanan, ia akan tetap tinggal dalam persembunyian. Ia
memperingatkan mereka agar hati-hati dalam perjalanan. Si Cantik bersiap-siap
bersama kumpulannya untuk pergi ke hutan di atas gunung, begitu juga dengan si
Abu-abu bersama kumpulannya.
Orang-orang desa mengetahui bahwa inilah saatnya bagi
rusa-rusa berpindah dari tanah-tanah perkebunan di daratan rendah menuju daerah
pedalaman dataran tinggi. Jadi mereka bersembunyi sepanjang jalan itu dan
membunuh rusa-rusa ketika melintas.
Si Abu-abu tidak memperhatikan nasehat bijaksana ayahnya.
Bukannya hati-hati dan melakukan perjalanan dengan aman, ia malah terburu-buru
menuju hutan gunung yang lebat. Jadi ia menggerakkan kumpulannya secara terus-menerus.
Selama malam hari, fajar juga petang hari dan bahkan pada waktu siang bolong.
Ini mempermudah bagi orang-orang itu untuk menembak rusa-rusa di dalam kumpulan
si Abu-abu dengan panah dan busur. Banyak rusa-rusa terbunuh dan terluka yang
kemudian mati karena kesakitan. Si Abu-abu mencapai hutan dengan hanya beberapa
rusa yang masih hidup.
Si Cantik, si rusa tinggi dengan bulu kemerah-merahan
yang mengkilap, cukup bijaksana untuk mengerti bahaya bagi kumpulannya yang
sedang bergerak untuk itu dia sangat hati-hati. Ia tahu bahwa di siang hari
tidaklah aman, atau bahkan saat subuh ataupun senja. Jadi ia memimpin
kumpulannya keliling perkampungan, dan hanya bergerak pada tengah malam.
Kumpulan si Cantik sampai di dalam hutan gunung dengan aman dan sehat, tak ada
satu pun rusa yang terbunuh dan terluka.
Kedua kawanan rusa bertemu, dan menetap di dalam
gunung-gunung sampai musim panen benar-benar telah berakhir. Lalu mereka mulai
kembali ke daerah tanah pertanian. Si Abu-abu belum belajar apa pun dari
perjalanan pertamanya. Ketika cuaca di gunung semakin dingin. Ia terburu-buru
untuk sampai di daerah dataran rendah yang hangat. Jadi ia sama ceroboh seperti
sebelumnya. Sekali lagi para penduduk desa yang bersembunyi di sepanjang jalan
menyerang dan membunuh rusa-rusa itu. Semua kumpulan rusa si Abu-abu dibunuh
yang kemudian akan dimakan dan dijual oleh para penduduk desa. Si Abu-abu
sendiri adalah satu-satunya rusa yang selamat dalam perjalanan.
Si Cantik memimpin kumpulannya dengan cara hati-hati sama
seperti sebelumnya. Ia membawa kembali semua 500 rusa-rusanya dengan selamat.
Sementara rusa-rusa masih dalam perjalanan. Si pemimpin yang lama, ayahnya
berkata kepada rusa betinanya, “Lihat rusa-rusa itu sudah kembali. Si Cantik
datang bersama semua pengikut-pengikutnya. Si Abu-abu datang seorang diri,
tanpa semua kumpulan 500 rusanya. Mereka yang mengikuti pemimpin yang bijaksana
dengan kualitas yang baik, akan selalu aman. Mereka yang mengikuti pemimpin
yang bodoh, yang ceroboh dan berpikir akan dirinya sendiri, akan jatuh ke dalam
masalah-masalah dan binasa.”
Setelah beberapa waktu, si rusa tua meninggal dan
terlahir kembali sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya. Si Cantik menjadi
pemimpin kumpulan rusa dan hidup panjang umur, dicintai dan dikagumi oleh semua
kawanannya.
Pesan moral : Pemimpin yang bijaksana mengutamakan
keamanan dari pengikut-pengikutnya.
0 komentar untuk Cerita Buddhis: SI CANTIK DAN SI ABU-ABU (Pemimpin yang Bijaksana).
Perlihatkan Semua Komentar Tutup Semua Komentar