3 Akar Kejahatan: Lobha, Dosa dan Moha



3 akar kejahatan yaitu Lobha, Dosa, Moha. Mungkin yang paling sering terdengar adalah istilah Dosa yang diartikan sebagai suatu kejahatan. Namun kalau dalam agama Buddha, Lobha, Dosa, dan Moha artinya sebagai berikut:

Apa itu Lobha?
Lobha adalah keserakahan, menginginkan barang milik orang lain, bisa juga dikatakan tidak puas dengan apa yang telah dimiliki, ingin terus-menerus mencari kesenangan-kesenangan, apapun caranya akan ditempuh demi keinginannya terpenuhi, keinginan pada kepuasan indera (mata, telinga, mulut, hidung, kulit). Kemelekatan dan kerinduan atau kesenangan terhadap kenangan yang indah, terhadap seseorang. Kemelekatan dan kerinduan atau keinginan untuk tetap cantik atau gagah, keinginan untuk menjadi terkenal, dan lain-lain yang tergolong keinginan untuk memiliki sesuatu dan tidak mau melepaskan segala yang dimiliki.

Contoh Lobha adalah misalnya ada seorang pejabat yang sangat terikat dengan kekuasaan. Karena itu pejabat ini kemudian menghalalkan segala cara untuk dapat mempertahankan kekuasaan atau bahkan untuk mendapatkan kekuasaan. Kemelekatan terhadap kekuasaan membuatnya melakukan kejahatan demi kekuasaan tersebut

Apa itu Dosa?
Dosa adalah kebencian, tidak suka terhadap seseorang, tidak suka kepada diri sendiri, cemburu pada seseorang, iri hati/sirik atas keberhasilan yang dicapai oleh orang lain, curiga, takut, cemas, was-was, dendam kesumat, serta hal-hal lainnya yang tergolong keinginan untuk menolak sesuatu.

Contoh Dosa adalah misalnya adalah seseorang yang memiliki dendam terhadap kelompok tertentu kemudian berusaha untuk menghabisi kelompok itu. Kebenciannya terhadap kelompok tersebut membuatnya melakukan kejahatan. Mungkin ini termasuk contoh yang paling jelas.

Apa itu Moha?
Moha adalah kebodohan batin. Pengertian bodoh disini bukan bodoh karena tidak bisa menulis, bukan bodoh karena tidak bisa membaca, tetapi bodoh yang dimaksud adalah bodoh batinnya. Ia tidak bisa membedakan perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan jahat yang semestinya ditinggalkan. Perbuatannya cenderung pada hal-hal yang jahat. Karena bodoh batinnya, ia menganggap kejahatan wajar dilakukan, termasuk juga dalam kebodohan batin ini adalah malas melakukan kebajikan, sifat egois, gengsi, sombong, keangkuhan, kemunafikan.

Contoh Moha adalah misalnya adalah seorang anak yang terbiasa hidup di keluarga yang suka mencuri, sehingga ketika besar dia menganggap bahwa mencuri itu bukanlah perbuatan yang salah. Karena ketidak tahuan membuatnya melakukan kejahatan. Dulu saya sempat berpikir apakah mungkin ada orang seperti ini, bahkan saya berpikir mustahil ada orang tidak bisa membedakan baik dan buruk. Bahkan banyak orang yang menganggap sesuatu yang buruk sebagai hal yang baik dan menganggapnya sebagai kebenaran.

Bagaimanakah agar kita terbebas dari ketiga akar kejahatan ini? Kita mencegah ketiga akar kejahatan ini, dengan cara:

Lobha/nafsu serakah dicegah dengan alobha/tidak nafsu serakah yaitu dengan cara mengembangkan santuṭṭhῑ/merasa puas dengan apa yang telah dimiliki dan merenungkan serta memahami tentang ketidakkekalan dan kelapukan dari tubuh ini.

Dosa/kebencian  dicegah dengan adosa/tidak membenci yaitu dengan cara mengembangkan mettā bhāvanā/cinta kasih.

Moha/kebodohan batin dicegah dengan amoha/batin yang tidak bodoh, yaitu mengembangkan paññā/kebijaksanaan, mengerti bahwa perbuatan baik akan mengakibatkan kebahagiaan, dan perbuatan jahat akan mengakibatkan penderitaan. Bila bisa meninggalkan dan melenyapkan tiga akar kejahatan ini, maka tercapai kesucian, dan untuk mengikis atau melenyapkan tiga akar kejahatan ini, maka hendaknya kita melakukan praktik vipassanā bhāvanā.

Dengan mengerti bahwa betapa bahayanya tiga akar kejahatan ini, maka mari kita berusaha untuk mengikisnya. Kalaupun kita belum mampu mengikisnya, setidaknya kita berusaha untuk menekan agar jangan sampai tiga akar kejahatan ini terus berkembang.

23.18 - tanpa komentar

0 komentar untuk 3 Akar Kejahatan: Lobha, Dosa dan Moha.


Perlihatkan Semua Komentar Tutup Semua Komentar