Apa itu Tilakkhana?



Tilakkhana atau Tiga Corak Umum atau kadang disebut Tiga Corak Kehidupan yaitu anicca (ketidak-kekalan), dukkha(penderitaan)  dan anatta(tanpa inti), merupakan tiga corak umum yang ada di setiap segala sesuatu atau fenomena yang terbentuk dari perpaduan unsur (berkondisi) yang ada di alam semesta ini, termasuk makhluk hidup. Ciri ini merupakan salah satu bentuk dari Hukum Kebenaran Mutlak (Paramatha-sacca) karena berlaku dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, Tilakkhana merupakan corak yang universal.

1.Ketidak-kekalan (Pali: Anicca; Sanskerta: anitya); ini menunjukkan bahwa semua kondisi akan hilang atau tidak kekal, tetapi juga menunjukkan semua kondisi pada situasi yang terus berputar (bayangkan sebuah daun tumbuh dari sebuah pohon, daun itu akan rontok dari pohon dan digantikan dengan daun yang baru)
Sabbe sankhara anicca berarti segala sesuatu yang berkondisi (terbentuk dari perpaduan unsur) akan mengalami perubahan (tidak kekal). ( Majjhima Nikaya I : 228)

“ Segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal adanya.
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat ini;
maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan.
Inilah jalan yang membawa pada kesucian.”
( Dhammapada XX ; 277 )

"Adalah tidak kekal segala sesuatu yang terbentuk,
segalanya muncul dan lenyap kembali.
Mereka muncul dan kembali terurai.
Kebahagiaan tercapai bila segalanya telah harmonis."
(Digha-Nikaya, Mahaparinibbana Sutta)       

Anicca (Ketidak-kekalan) merupakan suatu fakta yang bersifat Universal. Hal ini berlaku bagi manusia, gagasan, pemikiran dan perasaan, bagi hewan, tanaman, gunung, sungai atau segala sesuatu yang mungkin bisa kita beri nama. Ketidak-kekalan adalah suatu fakta yang tak terhindarkan. Segala sesuatunya mengalami perubahan yang konstan dari waktu ke waktu, seperti halnya suatu proses, kehamilan berlanjut ke proses kelahiran, bayi tumbuh menjadi anak-anak, anak-anak tumbuh mejadi remaja, remaja tumbuh menjadi dewasa, lalu menjadi tua dan mati.

2.Penderitaan (Pali: Dukkha ; Sanskerta: duhkha); sering pula diterjemahkan sebagai "ketidak-puasan". arti filosofisnya lebih menyerupai "kegelisahan", selayaknya berada dalam keadaan terganggu. Dengan demikian, "penderitaan" merupakan artian yang terlalu sempit untuk "konotasi emosional yang negatif"

Sabbe sankhara dukkha berarti segala sesuatu yang berkondisi, terbentuk dari perpaduan unsur, merupakan sesuatu yang tidak memuaskan yang akan menimbulkan beban berat atau penderitaan.

Mengapa segala fenomena tidak memuaskan dan menimbulkan beban berat atau penderitaan? Hal ini dikarenakan segala fenomena tersebut mengalami perubahan, tidak kekal. Dan ketika kita tidak bisa memahami dan menerima bahwa segala fenomena selalu mengalami perubahan, tidak kekal, maka timbul perasaan ketidaksukaan, ketidakpuasan pada diri kita dan akhirnya menimbulkan beban berat atau penderitaan.

3.Tanpa Inti (Pali: Anatta ; Sanskerta: anatman); atau ke Tidak-akuan, impersonal, atau Tanpa-Ego, adalah antipola dari konsep "Diri" atau Ego. Dalam tradisi Hindu ada kebenaran yang mengikat segala fenomena atau zat pengikat segala hal ihwal (Sanskrit: "Atman"). Anatta merupakan suatu ciri umum yang dimiliki oleh segenap perakitan fisik dan komponen psikologis. Karena semua perakitan ini secara tersendiri tunduk kepada perubahan terus menerus dan tetap, tanpa ada kontrol dari diri pengamat. Pengenalan anatta adalah apabila pengamat dapat melihat bahwa sesungguhnya segala hal-ihwal tidak memiliki inti pusat (atau inti sari - Pali: suññata). Karena kekosongan makna ini maka sikap yang manusia yang logis adalah tidak berpamrih.

23.55 - 1 komentar

1 komentar untuk Apa itu Tilakkhana?.


Perlihatkan Semua Komentar Tutup Semua Komentar