Cerita Buddhis: Pohon Apel dan Sahabatnya



Suatu ketika bersahabattlah pohon apel dengan anak kecil, setiap saat mereka selalu bermain bersama, lama-kelamaan anak ini bosan dan mau punya permainan yang baru, lalu ia meminta uang untuk membeli mainan pada pohon.
Pohon menjawab “aku tidak punya apa-apa untuk membelikan kamu mainan, tapi kamu boleh ambil buah aku untuk kamu jual dan belilah mainan yang kamu inginkan.

Lalu anak kecil tadi memanjat dan mengambil buah apel tersebut. Seteh selesai anak kecil itu pergi dengan membawa buah apel yang ia petik tadi dan menjualnya untuk membeli mainan

Pohon ini kesepian dan ia bertanya kemana sahabatku, kok dia tidakk pernah kesini lagi. Waktu terus berlalu dan sahabatnyapun datang dengan wajah yang murung,
si pohon menyapa:  “ada apa sahabatku?”
“Aku bosan denganmainanku dan sekarang aku sudah dewasa, aku mau punya rumah dan menikah tapi aku gak ada uang.  Maukah kamu membantu aku?” Kata anak kecil yang sudah tumbuh menjadi dewasa itu
 “Sahabatku aku tidak punya uang juga tapi kalau kamu mau ambillah rantingku untuk kamu jadikan rumah dan biaya kamu untuk menikah.
“Baik sahabatku”

 Setelah mengambil ranting lalu ia pergi untuk membuat rumah.
Pohon ini pun sedih lagi dalam hati berpikir kenapa sahabatku tidak pernah datang lagi untuk menemuiku lagi? apa ia sudah lupa padaku?. Waktu terus berlalu tapi sang pohon terus menunggu sahabatnya untuk bermain bersama-sama seperti yang dulu lagi.
Ketika sahabatnya datang lalu ia dengan tersenyum dan mengatakan “mari kesi sahabatku ayo kita bermain”
 “Tidak, aku sudah besar, aku tidak mau bermain lagi,  sahabatku aku bingung aku sudah punya rumah dan istri tapi aku bosen aku mau pergi berlayar tapi aku tidak punya perahu, bagaimana sahabatku?”
Ke sinilah sahabatku, ambillah batangku untuk kamu jadikan perahu dan belayarlah kemana kamu mau.
Tidak lama kemudian batang pohon itupun ditebang untuk dijadikan perahu dan ia pun pergi.

Pohon ini tetap menunggu sahabatnya untuk balik dan menemaninya. Setelah waktu yang sangat lama sahabatnya pun datang, namun pohon sedih karena ia tidak bisa memberikan apa-apa lagi.
Sahabatnya menjawab:  “aku tidak butuh apa-apa lagi aku sudah tua, aku cuma mencari tempat istirahat.
Pohon apel tersebut menjawab: ”Sahabatku akar-akar ku tempat yang nyaman untuk istirahat “
Sahabat ini  tertidur dengan lelapnya di pohon apel yang hanya tersisa akarnya itu.

Amanat dalam cerita, pohon apel itu bagaikan orang tua kita sedangkan orang tersebut bagaikan anak. Tanpa kita sadari sebagai seorang anak kepada orang tua hanya bisa meminta-minta dan datang saat kita membutuhkannya saja. Ingatlah agar kita tidak hanya bisa mengambil sesuatu dari orang tua saja, dalam kehidupan yang pendek ini hendaklah kita juga berbakti dan membahagiakan kedua orang tua kita.

22.28 - 1 komentar

1 komentar untuk Cerita Buddhis: Pohon Apel dan Sahabatnya.


Perlihatkan Semua Komentar Tutup Semua Komentar
.

main sekarang juga di situs resmi POKERBET88 dan dapatkan jutaan bonus kemenangan setiap hari

Balas Hapus