Suatu
ketika seorang anak yang pergi bermain kepasar, ditengah keramaian ia melihat
seorang kakek tua yang sedang sedih.
“Kek,
kenapa kakek sedih?” tanya anak itu.
“Kakek
sedih karena uang kakek untuk ongkos pulang hilang, kakek jadi bingung
pulangnya pakai apa? Seandainya kakek pulang jalan kaki, kakek tidak kuat tapi
jika pulang naik angkot kakek bayar pakai apa?” jawab kakek itu
Mendengar
cerita kakek tersebut anak ini menjadi kasihan. Lalu ia berpikir seandanya uang
ini aku berikan maka kakek ini bisa pulang tapi aku tidak jadi beli baju baru.
Aku harus bagaimana? Beri....gak..?. di dalam batin anak ini terjadi perang
antara memberi dan tidak. Setelah berpikir dengan cermat anak ini akhirnya
memberikan uangnya kepada kakek tersebut dengan hati yang iklas
“Terima
kasih ya nak!” ucap si kakek.
Berapa
saat kemudian anak itu pun pulang kerumah
“nak, mana baju yang pengen kamu beli ? kok dari
pasar tidak bawa apa-apa?” tanya Ibunya
“Ibu,
aku tidak jadi beli baju soalnya uang yang ibu beri aku gunakan untuk menolong
seorang kakek yang kehilangan uangnya dipasar. Bu, aku kasihan sama kakek itu,
gak ada uang untuk ongkos pulang, ibu gak marahkan uangnya aku gunakan untuk
menolong orang?”
“Anak
ku, perbuatanmu sungguh mulia. Mengapa ibu harus marah, malah sebaliknya ibu
bangga punya anak seperti kamu yang mendahulukan orang yang membutuhkan
pertolongan. Karena kamu sudah melakukan kebajikan maka ibu berikan hadiah
yaitu dua kali lipat uang yang kamu berikan pada si kakek itu”
“Bener
bu....!!! Terima kasih ya”
Anak
ini sungguh berhati mulia walau ia punya uang tetapi ia tidak mau berpoya-poya
malah sebagian ia sumbangkan ke vihara dan sebagian ditabungkan.
Selain
gemar menabung juga ia baik hati, serta mau berkorban demi orang lain walaupun
ia tidak mengenalinya. Suatu ketika kakek ini menjumpai anak ini.
kakek
itu berkata “kamu yang menolong kakek waktu dipasar?”
anak
ini bingung dan berkata: “kapan ya, kek’?”
“Itu
loh waktu kakek kehilangan uang dan kakek gak ada ongkos untuk pulang”
“Oh...ya
kek saya baru ingat”
“Karena
kamu pernah menolong kakek maka kakek memberikan kamu hadiah yaitu baju baru.
“Gak
usah, kek”
“Sudahlah
terima saja”
“Makasih
kek”
Lalu
anak ini pulang ke rumah dengan hati yang gembira.
Amanat: Jadi orang jangan mementingkan diri sendiri. Berbuat sesuatu yang baik dan kebaikan itu akan kembali ke kamu.
“Dalam
hidup jika kamu tidak mau membantu sesama kamu, maka kamu bukan benar-benar
hidup, kamu hanya bernafas” [Red_Dexter]
0 komentar untuk Cerita Buddhis: Anak yang Murah Hati.
Perlihatkan Semua Komentar Tutup Semua Komentar